Jupiter MX King dan MX 150, Serupa tapi Tak Sama

Bogor, KompasOtomotif - PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) mengenalkan sekaligus dua tipe bebek sport, Jupiter MX 150 dan MX King 150. Serupa tapi tak sama. Ternyata cukup banyak perbedaan antara keduanya.

Supervisor Brand and Product Strategic Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Radityo Andi Dharma menuturkan, setidaknya ada 12 perbedaan mendasar antara Jupiter MX 150 dan MX King 150.

Perbedaan itu dimulai dari model lampu depan, lampu senja, lampu sein, warna speedometer, MID, model jok, sampai pelek.

Berikut daftar bedanya:
1. Lampu depan MX king tipe halogen HS1, sedangkan Jupiter MX bohlam.
2. Tuas rem dan kopling MX King warna cat hitam, sementara Jupiter MX berwarna dasar silver.
3. Lampu senja MX King menggunakan LED, milik Jupiter MX bohlam kecil.
4. Lampu sein MX King runcing, Jupiter MX oval.
5. Pegangan belakang MX King warna silver. Jupiter MX hitam.
6. Jok MX King kombinasi dua bahan dengan jahitan, Jupiter MX menyatu satu bahan.
7. Speedometer MX King LCD warna putih, Jupiter MX merah.
8. MX King punya MID, Jupiter MX tidak.
9. Suspensi belakang MX King warna kuning, Jupiter MX hitam.
10. Pelek MX King ada pinstripe, Jupiter MX tidak ada.
11. Pijakan kaki MX King bisa melipat, Jupiter MX paten.
12. Kaliper rem MX King warna emas, Jupiter MX hitam.

Related Posts:

Helm Merek Indonesia Menjelajah Sampai Thailand

Jakarta, KompasOtomotif – Sebagai langkah antisipasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang bakal dibuka pada 2017, produsen helm merek KYT, PT Tarakusuma Indah (TKI), berusaha memperluas jaringan pemasaran di berbagai negara tetangga.

Setelah sukses menggoda biker dari Malaysia, Singapura, dan Filipina dengan berbagai produk berkualitas dunia, TKI telah bekerjasama dengan mitra lokal yang memasarkan helm KYT di Thailand.

"Sebenarnya pemasaran di sana (Thailand) sudah berjalan setahun dengan satu dealer di Bangkok. Rencananya kami akan memasarakan helm motocross baru, Street Eagle, segera,” ungkap Simon Mulyadi, Promotion Manager TKI kepada KompasOtomotif, Senin (9/3/2015).

Hampir bersamaan dengan peluncuran Street Eagle di Thailand, Simon juga mengatakan helm baru itu bakal meluncur di Jakarta. Jika tidak ada kendala, peluncurannya mengejar seri perdana kejurnas motocross, April mendatang.

Simon juga menekankan bahwa semua produk KYT yang dijual di luar negeri diekspor dari pabrik TKI di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Pabrik ini mampu mencetak hingga dua juta unit helm dalam setahun. Tidak hanya KYT, Tarakusuma juga membuat helm merek INKI, MDS, BMC dan HIU.

Related Posts:

Benarkah Konsumsi BBM Ferrari Bisa Lebih Irit dari MPV?

Jakarta, KompasOtomotif – Pernyataan menarik dilontarkan CEO PT Citra Langgeng Otomotif, distributor resmi Ferrari di Indonesia, Arie Christopher. Di sela peluncuran Ferrari Team Indonesia untuk ikut ajang Ferrari Challenge, di showroom Ferrari Jakarta, (6/3/2015), dikatakan bahwa mobil-mobil Ferrari tak perlu diragukan keiritannya.

Arie bahkan berani membandingkan mobil-mobil seharga miliaran rupiah itu dengan mobil-mobil 1.500cc yang dipasarkan di Indonesia. ”Kalau dilihat dari tenaganya yang 4 atau 5 kali lipat dibandingkan mobil 1.500cc, secara logika konsumsi bahan bakar bahkan akan lebih irit, misalnya dibandingkan dengan (Toyota) Yaris,” ujar Arie blak-blakan.

Kok bisa? Arie menjelaskan lebih rinci, bahwa penghitungan konsumsi bahan bakar versinya adalah menggunakan perbandingan tenaga yang dihasilkan plus bobot yang sama ringannya. Ferrari tak mengenal istilah besi, karena semua bodi dirancang dari aluminium.

”Bobot sudah pasti ringan. Misalnya Ferrari 458 dengan mesin 4.500cc, bobotnya sama dengan mobil 1.500cc. Secara teori, dengan tenaga 4-5 kali lipat lebih besar tapi punya bobot yang sama, otomatis konsumsi bahan bakar lebih irit jika ditarik logika,” papar Arie.

Kendati demikian, jika diukur berdasarkan kpl (km/liter) tentu angka yang didapat akan lebih kecil alias boros. Arie mengatakan bahwa rata-rata mobil Ferrari punya angka konsumsi bahan bakar 8 kpl dengan rute kombinasi.

Related Posts:

Berikut Perbedaan Mesin All-New Soul GT dengan Mio M3

Jakarta, KompasOtomotif – Yamaha Indonesia mengenalkan All-New Soul GT, Selasa (3/3/2015) di Ancol, Jakarta Utara, dengan mesin 125cc. Jantung baru berteknologi Blue Core yang efisien ini sama persis dengan yang dipakai Mio M3. Kendati sama, ditegaskan bahwa keduanya tetap punya perbedaan.

M Abidin, GM Motorsport and Aftersales Yamaha Indonesia dalam peluncuran mengatakan bahwa bobot All-New Soul GT lebih berat 4 kg ketimbang Mio M3, yakni 96 kg. Hal itu disebabkan karena bobot coverbodi dan beberapa komponen yang cukup kompleks.

Alhasil, mesin harus disesuaikan untuk menyesuaikan bobot. ”Kami mengantisipasinya dengan mengurangi bobot roller pada CVT, dari 12 gram di Mio M3 menjadi 10 gram di All-New Soul GT. Saat diperingan, torsi semakin dapat sehingga akselerasi tetap baik,” jelas Abidin.

Dirinya lantas memberi penggambaran, bahwa komponen roller ini adanya di bagian crankshaft sebelah kiri untuk menunjang kopling CVT.Roller ini adalah pemberat yang berputar membentuk gaya sentrifugal. Semakin berat bobotnya, semakin mudah terlempar dan akselerasi semakin kuat.

Meski akselerasi dan kemampuan hampir sama, All-New Soul GT lebih boros 1-2 kpl ketimbang Mio M3. Namun Abidin mengatakan konsumsi bahan bakar masih tergolong sangat irit untuk ukuran mesin 125cc.

Yamaha mengenalkan generasi ”Soul” pertama kali pada 2007 dengan Mio Soul karburator 115cc. Lalu diperbarui pada 2012 dengan Soul GT bermesin YMJET-FI. Kini, generasi ketiga hadir dengan nama All-New Soul GT yang mengusung mesin Blue Core dan naik kelas ke 125cc.

Related Posts:

Ini "Amunisi" Mercedes-Benz Indonesia di 2015

Jakarta, KompasOtomotif – Mercedes-Benz Indonesia (MBI) akan tetap mengandalkan model-model yang dirakit secara lokal (Compeletely Knock Down-CKD) untuk mengarungi pasar mobil premium di Indonesia. Model-model tersebut adalah beberapa tipe C-Class, E-Class, S-Class, ML dan GL-Class.

Donald Rachmat, Deputy Director Sales Operation MBI mengatakan bahwa model-model CKD yang dirakit di fasilitas perakitan Wanaherang, Cileungsi, Bogor, tak hanya sekadar menyokong volume penjualan, tetapi akan menjadi tulang punggung.

”Model yang kami rakit secara lokal akan mendominasi. Lalu ditambah dengan model-model yang masih fresh atau baru di-launching di ajang IIMS 2014 lalu, plus beberapa model baru yang sudah kami siapkan, kami semakin optimistis untuk menghadapi tahun ini,” ujar Donald di Jakarta, (28/2/2015).

Model-model fresh yang dimaksud Donald adalah CLA-Class, GLA-Class, A-Class, dan B-Class. Semua bermain di segmen kompak dengan pilihan model yang mengikuti tren pasar. GLA misalnya, menjadi jawaban akan kebutuhan crossover mini di perkotaan.

Konsumen beda
Donald menjelaskan bahwa segmen premium masih prospektif tahun ini. Apalagi dikatakan bahwa konsumen di kelas ini mempunyai pertimbangan yang berbeda dengan konsumen di segmen massal atau umum.

”Di segmen premium, mobil bukan semata-mata menjadi alat transportasi. Di sini ada kebanggaan. Orang membeli bukan hanya karena butuh, tapi ada faktor lain yang lebih unik. Ada saatnya orang suka, mampu, lalu beli. Padahal belum tentu butuh. Itu uniknya,” ucap Donald.

Related Posts: